4 TIPE MANUSIA
(SANGUIN, MELANKOLIS,
KOLERIK, PLEGMATIK)
Yang pertama adalah golongan Sanguin,
“Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang
lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara
tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu
saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis
tersedu-sedu. Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi,
cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali
anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia
sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu,
sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh
melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya
betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan
bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari
kemudian ia tak lakukan apapun juga. Sanguin adalah orang yang gembira,
yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi
semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung impulsive,
yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.
Lain lagi dengan tipe kedua,
golongan Melankolis, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan
dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun
sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka
dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan,
orang sanguin selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis
cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah
apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali. Orang
melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu
jangan heran jika balita anda yang “melankolis” tak akan bisa tidur hanya
gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula
coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri “melankolis” anda, sebab
betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya
sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata
letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu
tiba-tiba jadi lain. Tipe melankolis adalah orang yang terobsesi dengan karya
yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang
mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif
maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang memang berdarah
melankolis. Kelemahan orang melankolis, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan
dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan
murung.
Ketiga, manusia Kolerik,
“Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah
orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja
ia “suruh” melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat
banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar,
menjauh agar tak jadi “korban” karakternya yang suka “ngatur” dan tak mau kalah
itu. Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya
rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya, tanpa saya berantakan
semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan
tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang
wanita kolerik, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun
memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi…” maka
hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia
katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah. Kelebihannya
adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab
dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah
kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas
kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya
kurang bermain.
Hal ini berbeda sekali
dengan jenis keempat, sang Plegmatik “Cinta Damai”. Kelompok
ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan,
sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika
timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai
tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan
masalahnya nggak terus berkepanjangan. Kaum plegmatis kurang bersemangat,
kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan
masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang
baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda.
Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu
orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu
orang-orang plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguin. Kadang
sedikit serba salah berurusan dengan para plegmatik ini. Ibarat keledai, “kalau
didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf
atau pegawai plegmatik, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi
sendiri oleh dirinya. Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari
luar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang.
Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung
bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke
dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di
sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya,
tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan pintas yang paling mudah dan
gampang.
0 komentar:
Posting Komentar